Upacara Pengibaran Bendera dalam Peringatan Hut RI ke-70 di Mamuju Tengah (Sumber : Mamujutengahkab.go.id) |
Sejarah Mamuju tengah sangat
penting, Historis perjuangan pembentukan Mamuju tengah sebenarnya
sudah dimulai sejak 55 tahun yang lalu atau tepatnya tahun 1963. Seiring dengan
perjalanan waktu yang sangat panjang rentetan sejarahnya pun terdapat 4 tahapan
awal, juga dalam terbentuknya Pelaksanaan otonomi daerah di era sekarang ini
telah banyak memberikan dampak kepada masyarakat, terutama kepada peningkatan
kesejahteraan mereka, melalui pemekaran wilayah. Hal ini seiring dengan cara
membentuk daerah otonom baru. Pelaksanaan Otonomi Daerah yang mulai ditetapkan
pada tanggal 1 Januari 2001 berdasarkan Undang-Undang No.22 Tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah dan UU No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Pusat
Daerah, 20 telah menjadi paradigma baru sistem pemerintahan di Indonesia yang
berbeda dengan masa pemerintahan rezim Orde Baru
Penyelenggaraan otonomi daerah harus menjamin
keserasian hubungan antara daerah satu dengan daerah lainnya, artinya mampu
membangun kerja sama antar daerah untuk meningkatkan kesejahteraan bersama dan
mencegah ketimpangan antar daerah. Hal yang tidak kalah pentingnya bahwa
otonomi daerah juga harus mampu menjamin hubungan yang serasi antara daerah
dengan pemerintah, artinya harus mampu memelihara dan menjaga keutuhan wilayah
Negara dan tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam rangka
mewujudkan tujuan Negara.
Kabupaten Mamuju yang mempunyai luas wilayah
±8.014,06 Km 2 dengan jumlah penduduk pada tahun 2012 berjumlah ±468.783 jiwa
terdiri atas 16 (enam belas) kecamatan dan 154 (seratus lima puluh empat)
desa/kelurahan perlu memacu peningkatan penyelenggaraan pemerintahan dalam
rangka memperkukuh Negara Kesatuan Republik Indonesia Kabupaten ini memiliki
potensi yang dapat dikembangkan untuk mendukung peningkatan penyelenggaraan
pemerintahan. Selain itu pertumbuhan penduduk yang juga tinggi di Kabupaten
Mamuju menjadi hal yang merisaukan apalagi bila tidak dibarengi dengan
pertumbuhan ekonomi yang tinggi pula. Dengan kata lain apabila pertumbuhan
penduduk lebih besar dibanding dengan pertumbuhan ekonomi maka dipandang bahwa
pertumbuhan penduduk akan menjadi masalah.
Dilihat dari aspek historis, sejarah
perjuangan pembentukan Mamuju Tengah sudah dimulai sejak tahun 1963 dengan nama
Kabupaten Bupas (Budong-Budong Pasangkayu) yang merupakan gabungan dari dua
wilayah yakni wilayah Budong-Budong dan wilayah Pasang Kayu. Namun dalam perjalanannya,
wilayah Pasang Kayu sudah menjadi Kabupaten sendiri terlebih dahulu yakni
Kabupaten Mamuju Utara. Sehingga dengan demikian keinginan membentuk wilayah
Budong-Budong menjadi kabupaten sendiri menjadi aspirasi masyarakat yang kuat
dari masyarakat setempat.
“Lahirnya gagasan ini pertamakali dibicarakan
dalam sebuah perjalanan dari Makassar menuju Mamuju dengan menaiki parahu motor
dari kayu. Perjalanan ini menpempuh waktu selama 2 hari 2 malam. Dari hasil pembicaraan
maka lahirlah ide untuk membentuk sebuah kabupaten baru, yang dulu namanya
adalah Bupas”
1. Tahapan Pertama (Tahapan Wacana) Tahun 1963-1964
Tahapan ini adalah tahapan awal dari proses
pembentukan Kabupaten Mamuju Tengah, dimana berkumpulnya para tokoh-tokoh
masyarakat dari luar daerah untuk membicarakan lebih lanjut mengenai ide yang
telah dibicarakan pada saat perjalanan dari Makassar menuju Mamuju. Adapun
tokoh-tokoh masyarakat yang terlibat dalam tahapan awal ini adalah:
a. Alm. Mappatunru
b. Alm. H. Afrijal Pababari
c. Darwis Hamzah
d. Drs. H. Ambo Basturi
e. Alm. H. Aruchul Tahir
Dari hasil pembicaraan ini maka lahirlah ide
untuk membentuk sebuah kabupaten baru yaitu gabungan dari Pasangkayu dan
Budong-Budong yang kemudian disingkat menjadi Bupas. setelah sampai di
Budong-Budong wacana ini di tindaklanjuti di rumah Camat Budong-Budong yaitu
Alm. Pababari dan melibatkan tokoh lokal diantaranya adalah Alm. H. Zainuddin,
Aziz Anwar, H. Abdul Wahab dan Muh. Yusuf Samar.
Kemudian pembicaraan ini dilanjutkan dengan
melibatkan tokoh dari Pasangkayu yaitu H. Andi Pellang dan Radi Ahmad. Wacana
yang dirapatkan adalah akan dideklarasikannya Bupas ke publik pada Desember
1964. Kegiatan ini diadakan di taman makam pahlawan dengan melibatkan lagi
tokoh dari Pasangkayu yaitu Lazibe dan kepala desa H.Abdursalim. namun sangat
disayangkan kegiatan ini tidak mendapatkan hasil apapun dan mengalami kevakuman
antara tahun 1964-1998. Hal ini disebabkan karena beberapa hal, antara lain:
a. Daerah Sulawesi pada waktu masih dikuasai
oleh aparat resmi seperti:
1) Di Mamuju oleh Angkatan resmi pasukan
Diponegoro
2) Di Budong-Budong oleh pasukan Brimob
3) Di Pasangkayu oleh pasukan Brawijaya
b. Adanya gangguan dari DI/TII
c. Belum bisa membuat dukungan resmi dan
adanya prokontra dari masyarakat d. Belum adanya Undang-Undang mengenai
pemekaran
2. Tahapan kedua tahun 1999
Pada tahapan ini juga terjadi momentum
reformasi. Muculnya gelombamg reformasi pada tahun 1998 merupakan momentum
kebangkitan ide pembentukan. Reformasi memberikan semangat baru kepada
tokoh-tokoh Mandar dan ingin menghidupkan kembali ide tentang pembentukan
Bupas. Ide yang sempat vakum sebagai akibat dari dominasi politik Orde Baru
yang sangat anti terhadap ide-ide pemekaran terlebih lagi yang berbasis etnik
seperti Mandar. Ide yang sempat terkubur bersama sebagian tokoh penggagasnya.
Perubahan politik nasional pasca kepemimpinan Soeharto memberikan jalan baru
bagi perjuangan pembentukan kabupaten ini. Pada tahapan ini telah ada
Undang-Undang mengenai pemekaran yaitu UU No. 22 tahun 1999. Oleh karena itu
tokoh dari Mandar melakukan rapat di Makassar. Perwakilan dari Mamuju adalah
Andi Aji Basuki. Adapun hasil rapat tersebut yaitu ingin membentuk Profinsi
Sulawesi Barat terlebih dahulu.
Setelah rapat tersebut, Mamuju tidak
mendeklarasikan secara resmi namun membentuk sebuah tim yang bertugas untuk
membentuk Mamuju Utara dan Mamuju Tengah, kota Manakarra untuk persiapan daerah
timur Kalumpang. Pada tahun 1999 H.Aruchul Tahir didampingi H.Tamrin, Anwar
Kamil, M. Yunus dengan melibatkan Andi Pababari di kantor camat Topoyo yang
difasilitasi oleh Aras Tammauni membahas mengenai pembentukan Mamuju Tengah
secara mendalam. Dalam kurun waktu lima tahun tidak ada dokumen yang dapat
diarsipkan hal ini dikarenakan tidak adanya respon dari pemerintah, tidak
berani melawan karena mereka adalah pegawai.
3. Tahap ketiga 2004-2011
Pada tahap ini telah dilakukan sosialisasi
secara sembunyi-sembunyi yang diketuai oleh Arsal Aras yang merupakan anak dari
Aras Tammauni sebagai penyandang dana utama pergerakan pembentukan Mamuju
Tengah dengan sekretaris umum Mahyuddin. Sosialisasi yang dilakukan ini berada
dibawah naungan sebuah komite resmi. Komite ini disebut dengan Komite Aksi
Pembentukan Kabupaten Mamuju Tengah (KAPKMT). Dalam kurun waktu setahun tidak
ada dokumen yang dapat terselesaikan. Oleh karena itu pada bulan Oktober
H.Aruchul Tahir ke Tobadak untuk menemui Aras Tammauni. Aras Tammauni
mengatakan bahwa untuk dibubarkannya komite tersebut.
“komite yang bentuk adalah kita semua pak,
seharusnya sudah menjadi tanngungan bersama untuk menyelesaikan semua
permasalahan yang telah ada sejak dulu”
Dengan demikian maka segeralah dibentuk suatu
forum percepatan yang dinamakan Forum Percepatan Pembentukan Kabupaten Mamuju
Tengah yang diketuai oleh H.Aruchul Tahir dengan sekretaris umun Muh. Anwar
Kamil. Namun forum ini juga tidak dapat menghasilkan sebuah perubahan yang
signifikan. Atas dasar kerjasama demi tercapainya Kabupaten Mamuju Tengah
secepatnya maka pada tahun 2007 tepatnya pada tanggal 29 Agustus di Mamuju
telah ditetapkan sebuah wadah hasil kerjasama antara Forum Percepatan
Pembentukan Kabupaten Mamuju Tengah, Komite Aksi Pembentukan Mamuju Tengah,
unsur Partai Politik/Organisasi Masyarakat, pemuda/mahasiswa, tokoh masyarakat
dan pemrintah tingkat provinsi, kabupaten, kecamatan dan desa yang kemudian
disahkan menjadi Komite Percepatan Pembentukan Kabupaten Mamuju Tengah (KPPKMT)
yang diketuai oleh Aruchul Tahir dengan sekretaris umum Mahyuddin.
Komite Percepatan Pembentukan Kabupaten
Mamuju Tengah mempunyai tugas sebagai berikut:
1). Menyusun program kerja dan program
strategis serta jadwal kegiatan sampai terwujudnya Kabupaten Mamuju Tengah;
2). Melakukan pendekatan persuasif dan
sekaligus tekanan terhadap pihak-pihak yang menghambat proses terwujudnya
Kabupaten Mamuju Tengah;
3). Melakukan deklarasi di wilayah Calon
Kanupaten Mamuju Tengah;
4). Melakukan sosialisasi kepada masyarakat
yang berada di wilayah Calon Kabupaten Mamuju Tengah terhadap setiap
perkembangan dana atau kemajuan yang telah dicapai Komite Percepatan
Pembentukan Kabupaten Mamuju Tengah;
5). Seluruh pengurus Komite Percepatan Pembentukan Kabupaten Mamuju Tengah yang tercantum dalam keputusan bersama, melakukan tugas-tugas dengan penuh tanggung jawab untuk mengaantar terbentuknya Kabupaten Mamuju Tengah.
5). Seluruh pengurus Komite Percepatan Pembentukan Kabupaten Mamuju Tengah yang tercantum dalam keputusan bersama, melakukan tugas-tugas dengan penuh tanggung jawab untuk mengaantar terbentuknya Kabupaten Mamuju Tengah.
Adapun permasalahan lain yang tidak kalah
penting untuk segera diselesaikan antara lain terkait dengan masalah
administrasi yang kemudian menjadi tanggung jawab Aras Tammauni yang apabila
Mamuju Tengah menjadi sebuah kabupaten maka beliulah yang akan naik menjadi salah
satu calon bupatinya.
Kemudiaan langkah selanjutnya H.Aruchul Tahir
dibantu oleh Masriadi masuk ke Mamuju Tengah dengan melakukan sosialisasi
antara desa yang satu dengan desa yang lainnya. Kegiatan ini memakan waktu
kurang lebih selama 36 hari. Dokumen-dokumen yang telah disimpan menjadi
permaslahan lagi karena pada waktu itu untuk menjilid dokumen yang banyak belum
ada di Mamuju. Biaya untuk ke Makassar ditambah ongkos jilid adalah sekitar
lima juta rupiah.
4. Tahap keempat (Tahap Pengesahan) Tahun 2012
Masalah tidak sampai hanya pada sosialisasi
dan pengarsipan dokumen namun yang paling penting adalah mengenai permasalahan
pengesahan. Kemudian pembicaraan lanjut ini dibawa ke DPR dan diundang 35 perwakilan
dari Mamuju. Para perwakilan ini meminta untuk segera diresmikannya atau
ditindaklanjuti mengenai pembentukan Mamuju Tengah menjadi sebuah kabupaten
baru di Sulawesi Barat. Apabila permintaan ini tidak terealisasikan maka akan
datang kembali perwakilan-perwakilan dari Mamuju dengan tindakan yang lain.
Tidak lama kemudian tepatnya tiga hari sesudah diadakan pertemuan di DPR maka
dikeluarkannya aturan bupati untuk membentuk sebuah tim untuk kajian daerah.
Sekian untuk Sejarah terbentuknya Mamuju
Tengah, Proses rentetan sejarah tersebut sangat penting sehingga, kedepannya
banyak orang tahu mengenai sejarah pembentukannya. Meski demikian dalam ulasan
panjang ini bukan ulasan lengkap. Penjelasan rentetan sejarah ini kami lihat dan
cantumkan sumber di alamat eprints.unm,
sekian dan terimakasih, semoga bermanfaat bagi para pembaca.
Baca
Juga Tentang Mamuju Tengah :
- Jumlah Penduduk Kabupaten Mamuju Tengah Provinsi Sulawesi Barat
- Sejarah dan Profil Kabupaten Mamuju Tengah
- Daftar Nama-nama dan Kode Pos di Kabupaten Mamuju Tengah