Catatan Arena Kongres PMII XIX di Palu Provinsi Sulawesi Tengah -->
Senin, 7 April 2025
Cari Berita

Advertisement

mail@xmlthemes.com

Catatan Arena Kongres PMII XIX di Palu Provinsi Sulawesi Tengah

Wednesday, May 24, 2017

Oleh : Muhammad Fajar (Ketua Bidang Kaderisasi PKC PMII Sulawesi Barat)
Sebuah catatan Kongres PMII ke-XIX, yang dilaksanakan di Kota Palu, Sulawesi Tengah, 16-19 Mei 2017 kemarin.
Selamat Kepada Katua Umum Demisioner PB PMII
Selamat kepada Ketua Umum Demisioner PB PMII, sahabat Aminuddin Ma’ruf. selamat karna telah berhasil memimpin PMII selam satu periode dengan berhasil membangun Kantor PB PMII, menjadi gedung yang bertingkat, tentu itu bukan anggaran yang sedikit, kami memaklumi bahkan tak berfikir negatif, bahwa bukan karna anggaran yang banyak itu, sehingga Kepengurusan Ketum Demisioner lupa mendorong Ide dan Gagasan yang bersifat resolusi maupun kritis.
Selamat, karna Kepengurusan Ketum Demisioner PB PMII juga berhasil menertibkan administrasi PMII secara nasional, meskipun karna ketertiban administrasi tersebut, kepengurusan anda harus mewariskan konflik dibeberapa Cabang dan Koordinator Cabang, meskipun diwilayah Cabang dan Wilayah PKC tempat penulis, ber-PMII tidak sedang menerima warisan Konflik, tetapi penulis cukup mendengar keluh kesah dari beberapa sahabat-sahabat PMII dari berbagai cabang dan PKC di sudut-sudut warung kopi di arena kongres PMII yang ke-XIX.
Selamat juga karna berhasil melaksanakan Kongres PMII di Bumi Tadulako dengan meninggalkan Jejak Kontroversi, yang hingga kini nama “Aminuddin Ma’ruf” sang pemimpin PB PMII 2014-2017, sempat menjadi tranding topic, atas sambutan anda sebagai Ketua Umum PB PMII, dan akibat sambutan itu juga, PMII dapat di ukur, oleh orang lain yang bukan saja internal Keluarga Besar NU tetapi juga kelompok lain di negeri ini, bahwa inilah ekspresi sang pemimpin PMII (Organisasi yang katanya disegani dibangsa ini). “inilah ukurannya”. kalau orang merespon wacana yang berkembang diluar, yang katanya PMII ini adalah kepalanya NU, nah inilah Kepalanya NU tersebut. Sekali lagi, Selamat Ketum Demisioner Aminuddin Ma’ruf, sudah melaksanakan amanah sebagai Pemimpin PB PMII, dengan sukses melaksanakan Kongres PMII dan hanya lebih dari 10 Peserta Kongres yang menolak LPJ. Sebagai pemimpin, anda telah sukses meninggalkan beberapa warisan.
Selamat telah memenangkan Kongres dengan suara dukungan peserta Kongres terbanyak yaitu 64 suara di putaran pertama dan 165 Suara pada putaran terakhir, dari 244 suara (PC/PKC). Penulis dan kita semua berharap, bahwa semoga PMII kedepannya tidak lagi mengaminkan politik transaksional berlangsung di Arena Kongres PMII kedepannya. Sebagai organisasi kekaderan yang didalamnya ada misi kebangsaan dan keislaman didalam dirinya, maka penulis sebagai Kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia, tentu sangat berharap bahwa PMII mampu menjadi produsen Ide-ide dan Gagasan yang menjadi kebutuhan nation of state Indonesia yang tengah kita perjuangkan ini.
Sahabat Agus Herlambang, Ketua Umum Terpilih PB PMII masa khidmat 2017-2019, kami percaya bahwa sahabat Agus Herlambang, yang mampu merebut kepemimpinan nasional dari wadah angkatan muda NU ini, bahwa dibawah kepemimpinan anda, PMII akan melakukan lompatan-lompatan tinggi, lompatan yang melampaui gerak PMII yang dibeberapa bidang mengalami stagnasi perjuangan pergerakan. Sekali lagi, Selamat dan Sukses kepada sahabat Agus Herlambang, sebagai pemimpin nasional kami.
Catatan, Evaluasi Kongres PMII XIX di Palu
Mungkin lantaran penulis bukan peserta Penuh ataupun peserta Peninjau pada Kongres PMII yang ke-XIX Di Kota Palu 16-19 Mei 2017 Kemarin, tapi meski demikian, sebuah perspektif dari seorang Romli Kongres PMII, masih dapat menjadi acuan kerja PB PMII dimasa kepengurusan kedepennya, atau setidaknya sebagai acuan PMII dalam kongres selanjutnya. Berikut secarcik catatan Kongres PMII yang coba untuk penulis narasikan dari kepala penulis :
Pertama, bahwa Kongres PMII XIX kemarin, kami merasa seperti teroris yang harus dijaga oleh ribuan Aparat Keamanan yang berseragam Abu-abu coklat.
Kedua, Arena Kongres bahkan nyaris tak berbau forum Nasional sama sekali, di arena kongres PMII kemarin, peulis justru merasa tergelitik dengan adanya kekosongan jadwal selama 1 hari, seolah-olah kita menganggap, bahwa dibangsa ini tidak ada persoalan kebangsaan yang kita hadapi sebagai negara bangsa, atau mungkin kita menganggap bahwa PMII tidak sedang merasa bertanggung jawab atas fakta Indonesia yang sedang dalam keadaan krisis multidimensi ini.
Ketiga, bahwa kekosongan aktifitas peserta kongres hingga 1 hari full, dan berkurangnya (karna sebagian peserta sudah pulang) peserta kongres saat sidang pembahasan AD/RT dan sidang Komisi Pembahasan program Kerja PB PMII masa Khidmat 2017-2019, memberikan pesan kepada kita semua, bahwa PMII hari ini telah menyepelekan konstitusi PMII itu sendiri dan tidak menganggap penting kerangka acuan kerja PMII kedepannya.
Bahwa yang terutama dalam forum musyawarah tertinggi PMII seperti Kongres adalah hanya pemilihan Ketua Umum saja. tentu ini adalah fakta tentang kemunduran PMII dilevel nasional.
Keempat, belum adanya kejelasan PMII, apakah kembali menjadi banom atau tidak. Ini artinya PMII menyepelekan sesuatu yang seharusnya penting untuk dirumuskan bersama. Bahwa seolah-olah yangterpenting adalah politik organisasi.
Bahwa seyogyanya, PMII secara nasional, bergerak dengan nalar yang layaknya barisan muda, yang mengerti problem nasional dan paham gerak laju situasi global. Sehingga mengerti apa yang meski dilakukan. Sehingga pada tulisan ini, penulis dan kita semua berharap bahwa PMII secara nasional, pada masa kepengurusan kedepan, semoga mampu mengemban amanah yang besar ini. Yaitu amanah ke-Bangsa-an dan ke-Islam-an dipundak PMII itu sendiri. Dan untuk sahabat-sahabat PMII yang ada di Indonesia Timur, mari kita eratkan kembali bangunan Simpul Kaderisasi PMII yang pernah terbangun dan bangunan konsolidasi gerakan yang juga pernah terbangun dilevel Indonesia Timur. Kini saatnya, kita rapikan barisan kembali dan memperlihatkan kembali bagaimana barisan dari Timur untuk NU-santara membawa ide, gagasan dan visi untuk merebut kepemimpinan nasional. soal figur adalah poin terakhir, yang terpenting adalah kita punya visi dan membawa gagasan besar.
Salam Pergerakan PMII Indonesia Timur

 Referensi : Mediaekspres.com

Loading