
Perspektif – Perjalanan panjang dan lika-liku meraih gelar sarjana adalah sebuah hal yang pasti akan di lalui oleh Mahasiswa, namun perjalanan tersebut kadang menuntut kita pada jalan kemudahan dengan transaksi yang kadang membodohi otak dan ketidakmampuan di sebabkan dalam prosesnya hanya berfikiran instan semata.
Contoh kasus misalnya bagaikan naik
haji tapi tak sampai di mekkah, beli Kurma dan air Zam-zam di Bandung dan
pulang mengklaim dirinya sudah naik Haji. Beberapa orang menilai bahwa ini
adalah jalan yang salah tapi tak apa-apa juga dilakukan karena memang sudah
menjadi fenomena di kalangan mahasiswa.
Baca juga : Diantara Ancaman Masa Kini dan Jebakan Masa Lalu
Baca juga : Diantara Ancaman Masa Kini dan Jebakan Masa Lalu
Namun di sisi lain, kadang sebuah
karya penelitian harus ternodai dari sebuah kepalsuan pemikir masa kini (Mahasiswa)
yang di pertanggungjawabkan di hadapan para penguji. Saya mungkin di Sini bukan
bukan menulis tanpa kekurangan sebagai mahasiswa karena saya juga masih dalam
tahap mencari judul Skripsi menuju seminar, akan tetapi jika ada yang
menawarkan mungkin saya menolak tapi mempelajarinya bukan menjadi bahan
selanjutnya di hadapan penguji.
Beberapa orang mungkin akan
tergiur akan fenomena yang sudah menjadi problema meraih gelar pendidikan S1
yang di idam-idamkan kaum intelektual muda.
Tentu saya di sini akan
membeberkan fakta kutipan wawancara bersama teman mahasiswa namun saya tak sebutkan
namanya. Berikut kutipan wawancara saya :
Pertanyaan : Soal skripsi bagaimana pemikiranmu ?
Jawaban : Skripsi itu sulit, bagi saya juga jarang tahu soal skripsi
kedepan
Pertanyaan : Di mana sulitnya membuat
skripsi ?
Jawaban : Sulit menyusun karena belum pernah sama sekali menghadapi hal
yang seperti ini.
Pertanyaan : Lantas bagaiamana melaluinya jika ini sulit menyelesaikan
?
Jawaban : Saya mungkin memilih jalan yang gampang-gampang saja, kebetulan
ada penyedia skripsi yang memang sudah tahu betul, tinggal di jelaskan kepada
saya, bagaiamana materi-materi yang di
sampaikan nantinya.
Pertanyaan : Lalu bagaimana apakah tidak ada solusi lain atau berusaha
semampunya ?
Jawaban : Tidak ada, ini sudah jalan satu-satunya karena saya tahu
betul saya tidak akan mampu menyelesaikan ini.
Pertanyaan : Kenapa tidak belajar mengenai skripsi ?
Jawaban : Selama ini saya hanya belum terbiasa, akan tetapi setelah
mencobanya itu sulit.
Penulis : Adri M.Fatwa