Adri Fatwa - Greidsmediacom
Greidsmedia.com, Perspektif - Tajamnya perbedaan pendapat, mengenai aksi demo Jilid II AWAS memunculkan riak-riak dimedsos, namun bagi saya pribadi makna simbolis dalam demo itu adalah hal yang wajar.
Greidsmedia.com, Perspektif - Tajamnya perbedaan pendapat, mengenai aksi demo Jilid II AWAS memunculkan riak-riak dimedsos, namun bagi saya pribadi makna simbolis dalam demo itu adalah hal yang wajar.
Meski mendapat perhatian
yang cukup, pesan simbolis itu menjadi bagian penting untuk menyampaikan
unjukrasa, tujuan utamanya adalah aspirasi dan sebagai bentuk kekecewaan media
terhadap Pimpinan lembaga perwakilan BI Sulbar Dadal Angkoro.
Bagi saya, seorang pucuk
pimpinan tidak boleh melakukan hal yang kurang baik dimata publik, apapun
bentuknya, terlebih jika itu dilakukan kepada media yang memegang peran vital
di Republik ini, khususnya di Sulbar.
Pesan candaan Profesi
Wartawan yang membawa petaka adalah bentuk kesombongan dan keangkuhan pribadi
pak Dadal Angkoro. Tak pelak menjadi nilai tambah negatif, media disulbar dicap
sebagai pembawa berita hoaks, dan terkesan salah niat buat berita.
Saya akan sedikit
bercerita dari mana awal Pakaian dalam wanita yang menjadi simbolis gambaran
pimpinan itu. Diawali dengan pesan grup WhatsApp "BI
bersama Media" maka wartawan meminta klarifikasi, media apa saja yang
disebutkan, namun diluar dugaan kami sebagai pewarta merasa sangat dilecehkan,
pak Dadal lari dari tanggungnya jawabnya sebagai seorang pimpinan. Dia
(Dadal Angkoro) menghapus pertemenan dengan pewarta yang ingin mengklarifikasi
statemennya.
Klarifikasi malah dianggap
sebagai pesan "SPAM WhatsAPP" artinya pesan sampah,
namun kami membalasnya aksi "DEMONSTRASI". Lempar batu sembunyi
tangan diringi pesan jumawa dan keangkuhan.
Itulah
mengapa kami menggambarkan makna simbolis itu memakai aksesoris pakaian dalam
wanita, terkesan Banci, namun memperlihatkan topengnya dihadapan publik, tidak
legowo dengan kata maaf yang tebuka secara personal, namun menginginkan maaf
dengan perantara, artinya tidak Gentleman dan enggan mengakui kesalahan.
Dan
sampai saat ini permintaan maaf rupaya itu sudah telambat, kami sudah membuka
ruang sebelum demontrasi yang kami sebut Jilid I, hingga akhirnya sampai di
Jilid III, dan terus belanjut untuk memukul meja.
Wassalam.
Penulis : Adriansyah, Reporter Radio RBFM
sekaligus pengelola Blog Domain Greidsmedia.com