Foto Pulau Sulawesi. (Google Earth). |
Sejarah
kegempaan di Sulawesi tak lepas dari sejarah terbentuknya banyak terjadi termasuk wilayah lain Indonesia yang menjadi bagian satu dataran di masa lalu. Tak heran jika saat ini dampaknya pun
sangat dirasakan. Pandangan umum yang banyak diterima oleh sejumlah ahli
Sejarah geologi, di mulai dari Zaman Mesozoikum (Sejak 245-65 juta tahun yang
lalu), dimana perjalanan panjang waktu manusia belum ada.
Setelah
dalam prosesnya, sekitar 215 juta tahun yang lalu, Sulawesi memang berada dalam
benua Laurasia yang merupakan satu dataran yakni Eropa dan Asia. Masih pada zaman Jura atau yang lebih dikenal
dengan nama zaman Dinosaurus.
Pertengahan
zaman Jura pada masa pertengahannya, bagian barat Indonesia bersama dengan
Tibet, Birma Thailand, Malaysia dan Sulawesi Barat, terpisah dari benua
Laurasia.
Diperkirakan
tabrakan ini terjadi pada 19-13 Ma yang lalu. Kepulauan Banggai Sula
bertabrakan dengan Sulawesi timur dan seakan akan menjadi ujung tombak yang
masuk ke Sulawesi barat, yang menyebabkan semenanjung barat daya berputar
berlawanan dengan arah jarum jam sebesar kira kira 35 derajat, dan bersama itu
membuka teluk Bone.
Peristiwa
yang paling dramatik dalam sejarah geologi Indonesia terjadi dalam kurun
Miosen, Gerakan ke arah barat ini digabung dengan desakan ke darat sepanjang
sistem patahan Sorong dari bagian barat Irian dengan arah timur barat, mengubah
kedua masa daratan yang akan menghasilkan bentuk khas Sulawesi yang sekarang.
Semenanjung
Utara memutar ujung utaranya menurut arah jarum jam hampir sebesar 90 derajat
,yang menyebabkan terjadinya subduksi (penempatan secara paksa suatu bagian
kerak bumi di bawah bagian lain pada pertemuan dua lempeng tektonik), sepanjang
Alur Sulawesi Utara dan Teluk Gorontalo. Dan Obduksi (penempatan secara paksa
suatu bagian kerak bumi diatas bagian lain pada pertemuan dua lempeng
tektonik), batuan ultra basis di Sulawesi timur dan tenggara diatas reruntuhan
pengikisan atau endapan batuan yang lebih muda yang bercampur aduk.
Sistem
Sesar mendatar Sorong ini menerus ke arah timur sampai menumbuk lengan timur
Pulau Sulawesi. Pergerakan Sesar ini mengakibatkan terbentuknya zona kompresi
tektonik yang kompleks di wilayah Banggai ini dan juga terbentuknya system
sesar mendatar Palukoro yang membelah bagian tengah Sulawesi.
Dimulai
dari Banggai ke bagian tengah, kemudian mlewati Kota Palu, dan terus ke arah
utara . Di zona kompresi Bangai terjadi gempa tahun 2000 (Mw7.6) yang memakan
banyak korban dan kerugian. Di sepanjang Sesar Palukoro tercatat sebanyak 4x
gempa dengan kekuatan kurang lebih 7 Skala Richter dalam kurun waktu dua ratus
tahun terakhir, termasuk gempa Palu tahun 1938 dengan skala 7.9, dan gempa di bagian barat lengan Sulawesi
utara pada tahun 1996 (M7.9).
Selain
di daratan Sulawesi juga mempunyai sumber gempabumi di bawah laut, yakni dari
zona subduksi Sulawesi utara. Di zona subduksi ini tercatat kejadian gempa
berpotensi tsunami pada tahun 1904, dengan kekuatan 8,4.
Sulwesi
Selatan juga tidak luput dari bencana gempa dan tsunami. Di wilayah ini sumber
gempa berada di daerah pantai barat dan juga di selatan Makasar. Gempa tahun
1969 (M6.9) dan tahun 1984(M6.6) menyebabkan ratusan korban jiwa di Kabupaten
Majene dan Mamuju. Kemudian tahun 1820, gempa disertai tsunami
memporakporandakan wilayah Kota Ujung Pandang.
Editor : Adriansyah.