Perbincangan hangat di media lokal banyak di bahas akhir-akhir ini adalah sesar Saddang. Seiring terjadinya gempa, dan pemicu yang menyebabkan gempa susulan di Mamasa dan sekitarnya sering terjadi. Fakta memang telah banyak menunjukan Keaktifan sesar Saddang ini yang membuat ribuan warga panik hingga memilih tinggal ditenda pengungsian.
Jika
melihat secara geologis, pulau sulawesi memang pada kenyataannya berbentuk
daratan yang berbukit, dan karenanya daratan yang berada pada permukaannya pun,
terdapat secara umum dataran tinggi.
Fakta-fakta
menunjukan, Sesar Saddang kurang lebih telah mengguncang dataran Mamasa dan
sekitarnya dengan Skala Richter 5,5 yang terbilang paling keras. Data dan
informasi media lokal dan media nasional telah banyak memberitakan hal
tersebut. Berikut fenomena sesar saddang.
Keaktifan
Sesar Saddang di Picu Oleh Sesar Palu-Kuro
Dimuat
dalam situs Media Nasional, “Harnas”, Badan Meteorologi klimatologi dan
Geofisika (BMKG), Plt Kepala BBMKG wilayah IV Makassar, Joharman menjelaskan,
aktivitas tektonik tersebut memang telah dipicu oleh gempa tektonik, Sesar
Palu-Kuro.
Beberapa
waktu yang lalu tepatnya 28 November 2018, aktivitas kegempaan di palu kuro
memicu pengaruh aktivitas sesar saddang, dan 3 sesar lain di Sulawesi, yakni
sesar Walanae, atau sesar Watano.
Sebanyak 118
kali Mamasa diguncang Gempa
Dimuat
dalam situs sinarkata. Media, Berdasarkan catatan Balai Besar Meteorologi,
Klimatoligi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah IV Makassar, sejak tanggal 3 hingga 7
November 2018 (hingga pukul 21.30 Wita), gempabumi sudah terjadi sebanyak 118
kali di wilayah Kabupaten Mamasa, Sulawesi barat (Sulbar) dan sekitarnya.
Namun, hanya sebanyak 21 gempa yang getarannya terasa. Dan seiring dengan
perkembangannya terus bertambah.
Sedikitnya
10.464 warga di Mamasa mengungsi
Aktivitas
kegempaan yang dianggap sebelumnya biasa-biasa saja seperti di Palu dan
Mitigasi bencana yang belum menjadi solusi yang pada akhirnya menelan korban
jiwa menjadi pembelajaran, karena alat-alat untuk pendeteksi terjadinya Gempa
Bumi Skala besar (Jika kemungkinan terjadi) bisa dikatakan belum ada.
Seacara
otomatis masyarakat resah, meskipun ada himbauan dari pemerintah daerah
setempat utuk tetap tenang. Meski gempa bumi jarang terjadi di Mamasa, namun
faktanya, sesar saddang akhir-akhir ini, gempa susulan sangat sering terjadi
dengan varian 2 - 3 hinga 5 Skala Richter.
Pembangunan
disekitar Sesar Saddang
Kita
belum bisa menyimpulkan, pembangunan infrastruktur seperti rumah-rumah
masyarakat, infrastrukrur pemerintahan di Sulbar berada tepat disekitar sesar.
Saat ini datanya sangat minim, namun pemerintah pada khususnya stakeholder
terkait untuk saat ini merencanakan pengawasan pembangunan, guna mengurangi
dampak kerusakan Oleh aktivitas Sesar Saddang.
Skala Gempa
yang tidak menentu yang mengancam hajat hidup orang banyak
Seperti
di muat dalam Situs Wacana. Info, Komisi Informasi (KI) Sulawesi Barat
(Sulbar), untuk membuka informasi
seputar gempa tersebut. Sekaligus memenuhi kewajiban tentang keterbukaan
informasi publik.
Ketua
KI Sulbar menjelaskan, Sebagaimana yang diamanahkan dalam pasal 10 ayat (1),
Undang-undang no.14 tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik. Menurutnya
informasi tersebut harus membuka informasi tersebut yang dapat mengancam hajat
hidup orang banyak. Ketua KI Sulbar, Rahmat Idrus mengharapkan agar BMKG Stasiun Majene untuk
memberikan informasi potensial bencana tersebut kepada masyarakat.
Editor
: Adriansyah.